Eksistensi Kerajinan Ukir Tembaga Kuningan Boyolali

Boyolali, Jawa Tengah – Desa Tumang di Kecamatan Cepogo, Boyolali, masih mempertahankan eksistensinya sebagai pusat kerajinan tembaga dan kuningan yang terkenal hingga ke mancanegara. Produk-produk dari desa ini meliputi lampu hias, relief dinding, kubah, dan dekorasi lainnya yang banyak diminati baik di pasar lokal maupun internasional.

Salah seorang pengrajin ternama, Suwarto, mengungkapkan bahwa permintaan terbesar saat ini adalah lampu hias, termasuk lampu tempel, lampu duduk, dan berbagai model lainnya. Pesanan datang dari berbagai negara, seperti Swiss, Belanda, Italia, dan Singapura, serta dari seluruh penjuru Indonesia. Suwarto juga menambahkan bahwa karya-karyanya banyak digunakan di berbagai tempat, mulai dari masjid, hotel, restoran, hingga perumahan.

Selain itu, Suwarto menyebutkan bahwa pihaknya baru saja menerima pesanan lampu hias untuk gedung-gedung pemerintahan di Ibu Kota Negara (IKN), dengan proses produksi yang kini sedang memasuki tahap lelang. “Dekorasi kami sudah diekspor ke Swiss, Belanda, Italia, dan Singapura, dengan pesanan rutin ke Swiss hampir setiap dua bulan sekali, sekitar 400 unit,” jelasnya.

Kerajinan tembaga di Desa Tumang sendiri merupakan usaha turun-temurun dari nenek moyang warga setempat. Dahulu, para pengrajin di Tumang memproduksi alat masak berbahan tembaga, namun seiring berkembangnya teknologi, produk alat masak dari bahan lain seperti aluminium dan stainless steel mulai menggantikan popularitas tembaga. Kini, meskipun alat masak berbahan tembaga masih dibuat secara tradisional, fokus utama pengrajin telah beralih ke pembuatan produk dekorasi dan hiasan.

Mengenai bahan baku, Suwarto menyatakan bahwa mereka masih bergantung pada pasokan tembaga dari luar negeri, dengan harga produk yang bervariasi mulai dari Rp800 ribu hingga puluhan juta rupiah, tergantung pada ketebalan dan ukuran barang kerajinan.

Dengan daya tahan produk yang kuat dan sentuhan seni yang khas, kerajinan tembaga dan kuningan Desa Tumang tetap menjadi ikon kebanggaan Boyolali yang mampu menembus pasar global.